Sering sekali dalam hidup ini kita berucap, entah dalam hati atau
lisan?
Coba deh kalau gue gak ngurusin
ini itu, pasti kuliah nilainya bagus?
Coba aja gue anak orang kaya,
yang bisa ke sana kemari? Setiap kuliah pasti tak jalani dengan semangat!
Coba deh kalau jabatan kerja gue
tinggi, ngantor ga cuman naik motor! Mana panas kepanasan, hujan kehujanan.
Dan masih banyak lagi penyesalan-penyesalan yang seakan-akan
menyudutkan kita untuk tidak mau bergerak dan pasrah akan nasib. Menjalani setiap
hidupnya tanpa gairah, menganggap diri ini seperti robot yang tak bernaluri.
Menyalahkan keadaan adalah kutukan pola pikir yang secara sengaja atau tidak
kita bangun sendiri. Coba saja kita belajar pada mereka yang memulainya dari
nol? Apa yang telah mereka kerjakan dulu? Pastilah yang tidak kalah penting,
mereka bersahabat dengan keadaannya saat itu. Persahabatan dengan keadaan itu
dibumbui pula dengan mimpi. Memang mimpi terkadang menjadi bualan buat mereka
yang tak punya keberanian, guyonan buat mereka yang tidak mau beraksi. Namun
mimpi menjadi penyemangat bagi sebagian yang lain agar senantiasa bergairah
dalam ngejalanin hidupnya. Ingatkah kalian? Semasa pertama kali masuk sekolah
dulu? Badan itu sangat bergairah untuk memulai hari, segala bekal dipersiapkan
matang-matang, mimpi yang digantungkan dalam benak selalu dibayangkan dan
mencoba mengejarnya dengan penuh kepastian.
Sangat dibenarkan memang, mengatakan itu lebih mudah ketimbang
menjalankan. Saya juga terkadang merasakan penat ketika mencoba untuk fokus
akan hal tersebut. Tetapi saya coba membangunkan kepenatan itu agar lantas
pergi dari dalam diri dengan mengingat masa dimana saya pertama masuk sekolah
dulu.
Ohh ya sob, kita coba balik pada pembahasan terkait pasrah akan suatu
hal? Mungkin ada sebagian kita yang sudah lulus kuliah lantas menanti
pengumuman penerimaan kerja? Disadari atau tidak, penantian kita untuk
dipanggil wawancara kerja saja membutuhkan waktu mungkin bisa jadi satu bulan,
dua bulan, atau satu semester? Jika kita hanya pasrah pada sebuah penantian?
Itu artinya 6 bulan kita isi dengan hal yang tidak produktif. Namun jika 6
bulan penantian itu kita isi dengan berwirausaha misalnya, kan lumayan tuh!
Setidaknya kita sudah belajar satu hal yang jauh lebih penting dari penantian.
Atau kita buka kursus pelatihan? Jauh lebih produktif sob.
Bersahabatlah dengan keadaan, semua manusia pada hakekatnya mampu
meraih kesuksesan, yang terpenting bagaimana sikap kita untuk mengejarnya? Jika
satu, dua, tiga kali gagal? Yakinlah pada diri, pada pengejaran yang ke empat
kita sukses! Bergerak dan teruslah bergerak, jalani hidup dengan penuh optimis.
Dalam diri kita ada dua sisi yang hidup dan saling mencari kekuasaan. Sisi
gelap dan sisi terang, keduanya beradu mencari tempat. Untuk itu, manakah yang
ingin anda bangunkan kekuasaan terluas? Sisi gelap yang penuh ketakutan kah?
Atau sisi terang yang dipenuhi keberanian? Saya harap sisi terang yang anda
perjuangkan.
Man Taana naala ma tatamanna
Siapa yang mempunyai cita-cita, ia akan mendapatkannya.
Penulis :
Bejo Kahono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar