Minggu, 19 Oktober 2014

No pain No gain

Kata orang tak ada yang gratis di muka bumi ini. Jika anda ingin memakan ikan, Anda harus memancing terlebih dahulu di sungai, di kolam, ataupun di laut, atau kalau tidak membeli di pasar. Selalu ada pengorbanan untuk meraih sesuatu yang berharga. Untuk lulus ujian saja kita harus belajar.

Jika diri kita ingin bahagia, kita tidak bisa berpangku tangan. Kebahagiaan tidak bisa diturunkan begitu saja dari langit, kita harus berjuang untuk mendapatkannya. Dan tidak juga hanya mengandalkan doa, harus dibarengi pula dengan kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Allah telah mengingatkan dalam firmannya QS. An-Nisa' ayat 95 : "Tidaklah sama keadaan orang-orang yang duduk (tidak turut berperang) dari kalangan orang-orang yang beriman selain daripada orang-orang yang ada keuzuran - dengan orang-orang yang berjihad (berjuang) pada jalan Allah (untuk membela Islam) dengan harta dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjuang dengan harta benda dan jiwa mereka atas orang-orang yang tinggal duduk (tidak turut berperang kerana uzur) dengan kelebihan satu darjat. Dan tiap-tiap satu (dari dua golongan itu) Allah menjanjikan dengan balasan yang baik (Syurga), dan Allah melebihkan orang-orang yang berjuang atas orang-orang yang tinggal duduk (tidak turut berperang dan tidak ada sesuatu uzur) dengan pahala yang amat besar".





Mencapai kebahagiaan dunia memerlukan perjuangan dan pengorbanan. Meraih kebahagiaan akhirat pun demikian juga. Salah satu langkah pengorbanan itu adalah menyisihkan waktunya untuk membuat persiapan yang matang terhadap keinginannya tersebut. Lagi pula Allah telah menegaskan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang diusahakannya.

Senin, 29 September 2014

Lewat wirausaha, memandirikan mahasiswa


PK IMM Sains dan Teknologi sabtu, 27 September 2014 menebarkan virus-virus wirausaha teruntuk rekan-rekan akademia kampus. Lewat talkshow interaktif serta seminar kewirausahaan yang dihadiri lebih dari 180 peserta dan menghadirkan Owner dari Waroeng group Mas Jodhy Brotosuseno, Owner Jola Handmade Kak Restu Anjarwati dan Moderator Mas Rizal Kasim selaku CEO dan Founder Cera Production. Peserta yang hadir pun dari sebagian kampus yang ada di jogjakarta, mulai dari kampus negeri hingga kampus swasta.

Tema yang kami angkat adalah “ Mandiri sebelum wisuda dengan berwirausaha! “. Karena kami yakin, di dunia lapangan nanti ketika toga sudah dikenakan di atas kepala? Benturan realita menghampiri kita. Bagaimana rumitnya mencari pekerjaan, sekalipun dapat pekerjaan kita bisa jadi meninggalkan tempat kita terlahir demi wujud loyalitas kita untuk berkarya di Perusahaan yang menerima kita. Atau mungkin pahitnya, kita harus menunggu panggilan interview yang juga belum nampak kepastiannya, antara lolos atau tidak, antara dipanggil atau tidak. 

Dari itulah kami berangkat, harapan kami kelak kalangan akademia kampus mampu memberikan naungan lapangan kerja yang di dalamnya mampu memberikan pekerjaan baru. Namun semua itu butuh proses, negeri ini pun sangat membutuhkan pribadi-pribadi yang mau dan memiliki kemauan untuk berproses tersebut. Karena menjadi wirausaha handal adalah rangkaian dari ratusan bahkan ribuan kegagalan.
Begitu juga apa yang telah dialami mas jodhy brotosuseno, bisnis waroeng steaknya yang sekarang bukanlah bisnis yang tiba-tiba besar dan beromzet milyaran.

Tutur beliau,”Sebelum saya menemukan kuliner steak yang murah ini, saya sudah berkali-kali berbisnis. Mulai dari jualan parcel, roti bakar, baju partai, susu segar, dan saya juga pernah bekerja di Obonk steak! Lewat obonk steak-lah hasrat ingin berbisnis steak itu mengebu-gebu.”



Dari hal ini kita dapat pembelajaran, bahwa berbisnis itu seperti halnya menanam benih. Ketika benih ditanam, tumbuh menjulur ke atas perlahan, mulai dari 2 helai daun, bertambah lagi menjadi 4 helai daun dan ranting, mulai ranting yang mudah patah serta goyah diterpa angin, hingga menjadi pohon besar yang kuat, rindang dengan banyaknya dedauan. Tidak ada bisnis yang mampu menjadi market leader secara gampang! Kitapun harus melakoni itu, sebuah kebineran duniawi. Bukan hanya perkara kita harus sukses, namun kita juga harus mau untuk menerima kegagalan. Bagi mas jodhy sendiri yang bukan berbasic dari mahasiswa ekonomi menyikapi gagal sebagai bayaran pembelajaran. “ Ibarat kuliah yang harus bayar semesteran perenam bulan sekali! Begitupun gagal, karena tanpa gagal kita tidak pernah mengetahui kekurangan apa dalam dapur bisnis yang sedang dirintis tersebut,” ujarnya dengan santai.

Telah puluhan tahun beliau berbisnis, dan kini bisnisnya tersebut memberikan lapangan pekerjaan kepada sekitar 1.600 karyawan dari 80 outlet waroeng steak yang ada di seluruh indonesia.
Itu juga yang nampaknya kini sedang dilakoni Kak Restu Anjarwati selaku owner Jola Handmade, di tengah-tengah kesibukannya di dunia kampus beliau juga menjalankan bisnisnya. Sebuah bisnis industri kreatif tas yang semua pekerjaannya handmade.






Bermodal uang dua ratus ribu rupiah, kini bisnisnya telah ngalor-ngidul mengikuti berbagai event pameran di bawah naungan kementrian perindustrian dan koperasi. Perempuan 23 tahun yang juga inspiratif ini seharusnya patut diikuti kartini-kartini lainnya. Bisnis bukanlah melulu hanya bagi kaum lelaki. Meski dulu keinginannya berwirausaha kurang didukung oleh keluarganya, kini hal itu menjadi sebaliknya! Setelah mampu memberikan hasil dan wujud nyata.
“Berwirausaha juga bukan perkara seberapa hasil yang diperoleh, namun sejauh mana bisnis tersebut memberikan manfaat” tambah kak restu.
“Sudah seharusnya, kita yang muda ini memulainya dari sekarang! Karena salah satu kekuatan orang muda adalah besarnya kemauan untuk mengarungi lautan ketidakpastian”sambung ketua panitia.




Kami ucapkan terima kasih kepada pihak sponsor yang juga telah mendukung jalannya seminar ini.
Salam Muda! Salam Berwirausaha!

Penulis : Bejo Kahono

Minggu, 24 Agustus 2014

Branding product

Sahabat wirausaha muda yang selalu semangat merintis usahanya!
Membicarakan usaha, tidak lepas dari "Brand" itu sendiri, lantas apa sebenarnya brand dan elemen apa yang harus diperhatikan?

Menurut The American Marketing Association (AMA) mendefinisikan sebuah brand adalah “nama, istilah, tanda, simbol atau desain, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang dan jasa untuk membedakan dari satu penjual ke penjual lainnya. Brand adalah cara untuk membangun kepercayaan dengan karyawan dan pelanggan. Dalam hal pemasaran, definisi brand adalah jumlah total dari nilai perusahaan, termasuk produk, jasa, orang, iklan, positioning dan budaya.

Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen :
1. Mudah diingat
Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi.

2. Memiliki makna
Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.
Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa:
a. informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
b. informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan manfaat dari produk.
3. Menarik dan lucu

Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu.

4. Fleksibel
Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru.



Melalui 4 elemen tersebut saya menciptakan Brand produk Roti bakar dengan nama Mr.Mangjoo, kata Mr bukan berarti Mister dalam bahasa inggris namun sebuah singkatan kata ( Membawa Rejeki ). Kami sisipkan doa di logo yang kami buat ini.

Info produk : Invite Pin kami 7db9c05e
Both #1 Jalan Colombo Yogyakarta, Selatan lampu merah pertigaan gejayan ( Uny ke timur )

Jumat, 18 Juli 2014

Beri kail, jangan ikan

Di sebuah kampung di pesisir pantai, hiduplah anak muda yang dalam hidupnya hanya menantikan ikan pemberian dari para pemancing. Ia duduk dan menanti kebaikan. Setiap kali para pemancing datang dan mengutarakan pertanyaan pada anak muda. Pemuda ini menjawab dengan pernyataan yang sama,"saya hanya menantikan 3 pemberian ikan dari kalian para pemancing yang baik hati. 3 ikan itu sudah cukup untuk makan 3 kali sehari".
Kenapa engkau tidak memancing sendiri dan menjualnya seperti kita?
Pemuda menjawab,"saya tidak pernah bisa memancing!"
Pemancing akhirnya memberikan 3 ikannya pada si pemuda.


Seminggu kemudian, sebulan selanjutnya! Anak muda ini hanya terus duduk melamun menantikan 3 ikan kebaikan pemancing. Pemuda ini tak pernah mau mencoba memancing sendiri dengan dalih ketidakmampuan dirinya dalam memancing.

Hingga suatu ketika, ada pemancing yang memberanikan diri merubah cara berpikir si anak muda ini.
Pemancing,"Wahai anak muda yang duduk di seberang! Bantu pegang kail ini. Aku harus ke warung sebentar untuk mengantarkan ikan tangkapan supaya lekas dapat dijual".
Pemuda,"sudah berulang kali aku todak dapat memancing!"
"Wahai anak muda! Cobalah dahulu, hasil seberapapun yang engkau dapat aku tak mengharapkan satupun. Ini nanti akan jadi hak kamu keseluruhan. Cobalah!" sahut pemancing.
Dengan penuh keraguan si pemuda mendatangi dan melakukan apa yang diperintahkan pemancing! Dan inilah kali pertamanya ini memancing.
"Baiklah anak muda, saya percayakan ini semua! Berapa hasil yang kau dapatkan. Nikmati hasilmu itu!"
Pemancing kemudian berlalu membawa ikan tangkapannya.

Beberapa menit berlalu, tanpa harus memelas diri pemuda telah dapat 3 ekor ikan dari hasilnya memancing. Sedikit hilang keraguan dalam dirinya. Semakin dirinya bersemangat melempar kail ke pantai. Dua, tiga jam telah berlalu! Pemuda ini tanpa disadari telah mendapatkan puluhan ikan.





Si pemilik kail pun datang, kaget ia melihat hasil yang diperoleh anak muda!
"Wahai anak muda! Hebat benar kau? Itu semua untukmu! Dan perlu kau ingat, engkau itu masih muda! Kau jauh punya tenaga yang lebih kuat daripada diriku yang tua ini. Lantas apa yang membuatmu hanya duduk termenung menanti pemberian?" kata pemancinng.
Dengan rasa malu dan tanpa seucap kata apaun si pemuda ini pergi membawa hasil tangkapannya.

Ini hanyalah cerita renungan, silahkan ambil intisarinya menurut cara berfikir kalian!
Bejo Kahono

Kamis, 17 Juli 2014

Syukuri nikmat-Nya

Dalam menjalani hidup ini ketika kita tidak mensyukuri, itu tidak akan berkah! Ibarat orang yang kehausan, lalu minum air selaut, tetapi tetap merasa haus.


Rasullulah SAW berkisah," Pada masa Bani Israil hidup;ah tiga orang sahabat karib. Satu menderita sopak (lepra), satu gundul, dan satu lagi buta. Suatu ketika, Allah bermaksud menguji ketiga pemuda itu. Kemudian, Allah mengutus seorang malaikat untuk menemui mereka.
Pertama kali malaikat mengunjungi si sopak. Malaikat berkata," Hai fulan, apa yang kau inginkan saat ini?"
"Wahai tuan, aku ingin sembuh dari penyakit sopak ini. Aku tidak kuat dengan celaan dan cercaan orang-orang. Gantilah kulit berpenyakit imi dengan kulit yang bersih dan indah," pinta si sopak.
Kemudian, malaikat mengusap kulitnya. Dengan ijin Allah, seketika penyakit kulitnya sembuh dan berganti menjadi kulit yang bersih dan indah.
" Sekarang, kekayaan apa yang kau inginkan?" tanya malaikat lagi.
"Berilah aku seekor unta,"jawab pemuda itu. Lalu, ia diberikan seekor unta yang sedang hamil.

Kemudian, malaikat mendatangi si gundul. Sesampainya di sana, malaikat bertanya," Hai fulan, apa yang kau inginkan saat ini?"
"Wahai tuan, aku menginginkan rambut yang lebat dan indah. Aku tidak kuat dengan hinaan orang-orang dengan kepala botakku ini," jawab si gundul.
Kemudian, malaikat mengusap kepala si botak. Dengan izin Allah, dalam sekejab kepala laki-laki itu telah ditumbuhi rambut yang lebat dan indah.
" Kekayaan apa yang kau inginkan saat ini?" tanya malaikat.
" Berilah aku seekor sapi," pinta laki-laki itu.
Dan malaikat memberikan seekor sapi yang sedang hamil.

Terakhir, malaikat menemui si buta. Malaikat berkata pada si buta," Hai fulan, apa yang kau inginkan saat ini?"
" Wahai tuan, aku ingin sembuh dari kebutaanku ini dan memperoleh kembali penglihatanku dan berilah aku seekor kambing," pinta laki-laki itu.
Malaikat mengusap mata laki-laki itu. Dengan izin Allah, laki-laki itu dapat melihat kembali. Malaikat juga memberika seekor kambing yang sedang hamil.

Singkat kisah, ketiga pemuda itu kini menjadi kaya raya karena unta, sapi, dan kambing mereka terus berkembang biak.

Suatu hari, malaikat mengunjungi kembali ketiga laki-laki itu dengan menyerupai seorang laki-laki tua, miskin dan berpenyakitan untuk menguji mereka. Pertama kali malaikat mendatangilaki-laki yang dulunya berpenyakit sopak.

" Kasihanilah aku tuan, aku seorang tua dan miskin, tidak punya bekal makanan apapun, sementara perjalananku masih jauh. Dengan nama Allah yang telah memberikan tuan kulit yang bagus dan indah serta harta yang berkelimpahan, berilah aku bekal ala kadarnya agar aku sampai pada tujuan," pimta malaikat.

" Maaf, aku juga banyak kebutuhan lain," jawab si sopal acuh.

Malikat berkata kembali," Rasanya aku mengenal tuan. Bukankah kau orang yang dulunya berpenyakit sopak, lalu Allah menyembuhkan dan memberikan limpahan harta?"

" Enak saja! Aku memiliki harta yang berkelimpahan karena warisan dari leluhurku. Pergi dan jangan pernah ke sini lagi. Aku tidak akan memberimu sesuatu apa pun," bentak si sopak dengan pongahnya.

 Malaikat lalu mendatangi laki-laki yang dulunya berpenyakit gundul dalam wujud seorangf lelaki tua, miskin dan berpenyakitan. Malaikat juga meminta sedekah si gundul. Akan tetapi, si gundul menghardiknya dan tidak memberikan apa-apa sebagaimana yang dilakukan si sopak.

Terakhir, malaikat mendatangi lelaki yang dulunya buta dengan wujud yang sama ketika menemui si sopak dan gundul. Ketika keluhan lelaki tua disampaikan, si buta berkat," Ambillah apa pun yang kau butuhkan dan inginkan. Karena sesungguhnya aku dulu adalah orang yang miskin dan buta. Kemudian Allah mengembalikan penglihatanku dan memberikan rezeki berlimpah. Aku tidak punya alasan untuk menghalangimu mengambil apa pun dariku."

Lelaki tua itu berkata," Tidak usah! Sesungguhnya aku adalah malaikat. Aku diutus hanya untuk menguji kalian bertiga. Allah meridhaimu dan memurkai dua temanmu yang kufur." ( HR. Bukhari dan Muslim )


Rabu, 16 Juli 2014

3 hal dan 3 keterpaduan

Memikirkan memulai berbisnis di usia muda ternyata tanpa disadari kita terjebak dalam cara berfikir yang ribet! Itu pun tanpa saya sadari saya juga terjebak pada cara pandang tersebut. Kita belum memulai, kita sudah memikirkan?
- Nah, nanti kalau ga laku gimana?
- Nanti kalau bangkrut gimana?
- Nanti kalau ga dapat karyawan gimana?
Kita takut sebelum memulainya! Masih mending kalau pikiran kita itu positif!
Misalkan, nanti kalau usaha saya dibanjiri konsumen gimana ya? Nanti kalau investor pada tertarik dengan bisnis saya gimana ya? Itu justru TOP. Sayangnya kita terjebak pada pandangan yang negatif.
Mentor bisnis saya pernah berbicara dengan nada yang bisa dibilang sedikit keras dan itu sedikit menampar saya, "Sudah,mulai saja! Nanti ketika sudah memulai pasti juga akan ketemu dengan mereka yang dapat membantu menginovasi usaha kita. Jangan mikirin harus jadi market leader! Yang penting jangan lupa berdoa, jadikan usaha itu sebagai ibadah. Ibarat kata kamu dapat tugas merapikan jalanan di perbukitan, sementara yang kamu punya baru cangkul? Ya sudah, cangkul saja dulu! Daripada banyak mikir dan ga mulai-mulai?".
Memulai bisnis bukan perkara otak kiri, namun otak kanan dan otak dengkul! Saat menjalankannya, baru otak kiri. Setelah itu bagaimana memperjuangkannya? Baru di sini kita siapkan kombinasi terbaik antara ketiganya, otak kanan, otak kiri, dan terakhir otak dengkul! Inilah yang saya sebut 3 hal dan 3 keterpaduan.
Lantas bagaimana cara merubah cara pandang kita yang ribet? Solusinya hanya satu, ACTION! Mulai saja dulu. Potong urat malu kita! Kita tidak akan sukses dengan hanya mengandalkan gengsi. Tunda kesenangan dari sekarang! Dan mari kita berikrar dalam diri," Suatu saat nanti ketika yang lain hanya dapat liburan di akhir pekan! Kita mampu liburan di setiap saat kapan pun itu kita mau!"


Bejo kahono

Sabtu, 12 Juli 2014

Bisnis di bangku kuliah? Mampukah?

Semangat Mandiri dengan berwirausaha!

Lepas nanti kita keluar dari bangku kuliah, kita akan dihadapkan pada suatu hal yang mana tak selinear matematika, meskipun matematika merupakan hubungan dalam proses menjalani hidup. Namun tak selamanya hal itu dapat dimatematikakan. Ketika kita belajar matematika, 1+1 akan menghasilkan 2. Tak demikian dengan kehidupan kita, coba kalian ambil 1 ekor ayam jantan dan 1 ekor ayam betina simpan pada 1 kandang? Seminggu, sebulan, setahun ayam itu akan bertelur. Dari jumlah telur yang dihasilkan akan mengalami proses seleksi kembali untuk menjadi seekor anak ayam. Inilah kehidupan, ilmu yang tak selamanya diajarkan pada bangku perkuliahan.

Untuk menjalani kehidupan pun kita harus menyiapkan bekal berupa finansial untuk melakukan transaksi jual beli, disini paradigma kita akan dibangun? Selamanya kita ingin menjadi konsumenkah? atau ingin menjadi produsen? Bagi saya, saya lebih suka menjadi produsen. Menjadi pihak dimana mereka yang membukakan lapangan usaha untuk mereka yang belum diijinkan mendapat pekerjaan.

Berbisnis dimasa bangku kuliah? Sulitkah? Bagi saya, tidaklah sulit! Tergantung sejauh mana keinginan kalian untuk menjalani bisnis. Sering saya temui diluaran sana ketika berbicara bisnis di masa muda, " Tidak ada waktu nih! Kuliah saja sudah padat jadwal! Bagaimana mau mengaturnya?" Namun di sisi lain, anehnya! Mereka punya waktu untuk main ke sana kemari? Punya waktu untuk pacaran?
Ada juga yang beranggapan, " Tidak ada modal nih?". Untuk menjawab ini, mas Purdi E. Candra punya konsep yang unik namun mengajarkan banyak keberanian tekad di dalamnya! BODOL ( Berani Optimis Duit Orang Lain ), Bukankah kita sebagai mahasiswa mampu membuat business plan? Kenapa tidak kalian coba tawarkan kepada para investor? Dan itupun yang saya lakukan, saya beranikan diri untuk mencari investor, dan dengan ijin-Nya, kemudahan itu telah diberikan. Perlu juga kita ketahui, tak perlu jauh-jauh diluaran sana! Di rumah kita sendiri pun ada modal yang sangat hebat yang harganya lebih mahal dari nilai nominal, orang tua! Yups, Doa orang tua. Terkadang kita sering mencari kebaikan di luaran rumah, namun terkadang kita lalaikan jutaan kebaikan di dalam rumah. Sukses kita juga tak akan lepas dari dukungan kedua orang tua. Untuk itu bersahabatlah dengan Beliau.


Ada pula yang berkata,"Bukan jurusan bisnis masak iya berbisnis?", dari pernyataan ini kita sudah ditakutkan pada sebuah keyakinan, kita takut tak mampu! Pebisnis besar saya yakin pasti datang dari jutaan atau bahkan milyaran kegagalan, hanya saja mereka menyikapi kegagalan sebagai pembelajaran. Gagal dan sukses itu paketan, lupakan alasan jika ingin sukses! Kita semua itu adalah manusia pembelajar. Coba dan coba, dari mencoba itu nantinya kita akan menemukan passion kita. Namun jika tak ingin mencoba, ya sudah! Jadikanlah bunga tidur saja. Berwirausaha itu bukanlah sebatas retorika, mata kuliah, namun ACTION!

Ada pula yang bilang," Aku bukan anak pemasaran? Gimana cara nawarin produk? Ingatkah sejarah hidup kita? Saat kita terlahir ke dunia, kita diwajibkan untuk menangis. Tangisan itu yang membuat bahagia orang tua, sanak saudara serta orang disekitar saat itu! Apa arti tangisan ini? Dalm wirausaha, tangisan inilah secara tidak langsung kita mencari perhatian kepada orang lain agar memperhatikan kita. Saat terlahir saja kita sudah diajarkan memasarkan, masak iya setelah dewasa seperti sekarang kita tak mampu? Apa karena pemasaran itu terasa kerjaan rendahan? Perlu digarisbawahi, pemasar adalah komponen penting dalam bisnis lho!

Mari mandiri selagi muda yuks! Berbisnis dari yang apa kita bisa! Indonesia masih butuh banyak lapangan kerja, kalau bukan kita yang membuatkan lapangan kerja itu? Lantas siapa lagi?



Bejo kahono ( Studentpreneur | Marketeers )



Senin, 26 Mei 2014

Capaian Sukses

Hidup adalah sebuah perjalanan panjang, tentang pengejaran akan arti kesuksesan. Definisi sukses setiap orang pastilah berbeda, dan cara pengejarannya pun tak mungkin sama satu dengan yang lainnya. Lebih dari itu, kejarlah apa yang ingin menjadi pencapaianmu! Sukses itu ada pada mereka yang bekerja keras, dan musuh bagi kaum pemalas. Mungkin ada yang bertanya? Bagaimana dengan  kerja cerdas? Bekerja dengan cerdas pastilah dibumbui dengan kerja keras hanya saja bekerja cerdas selalu ditemani dengan kreasi dan inovasi untuk mendekatkan pada pencapaiannya.
Dan perlu diingat, lakukan semuanya dengan kebahagiaan diri? Tak jarang sob, ada yang melakukan hal pencapaian itu dengan keterpaksaan. Example, mungkin ada dari kita yang melakukan pencapaiannya dari tuntutan orang tua. Sebenarnya kita ingin belajar di jurusan ekonomi, namun orang tua menuntut kita untuk belajar di jurusan hukum. Ke depannya kita memang mampu menyelesaikan apa yang menjadi keinginan orang tua namun kita tidak menjalankannya dengan penuh kebahagiaan. Hasilnya pun akan sangat berbeda dengan yang melakukannya dengan penuh kebahagiaan.

Bayangkan saja ada dua orang pembuat roti? Yang satu membuatnya karena kesenangan akan kegiatan memasak, sementara yang satu membuat roti dengan penuh keterpaksaan? Rasanya pasti sangatlah berbeda sob, cobain aja.
Berbicara dengan pencapaian, tanyakanlah pada banyak orang disekitar kalian? Lain akan satu yang lainnya. Mereka pun membuat ceritanya dengan sikapnya masing-masing.
Dan lakukan setiap pencapaianmu dengan penuh gairah, lakukan seperti pertama kali kalian pergi ke sekolah dulu? Pesan yang sangat singkat dari teman saya, Tetapi sangat sulit untuk dijalankannya. Bukan berarti tidak bisa! Dan saya yakin, kalian mampu melakukannya.
Ingat saat pertama kali kalian pergi ke sekolah dulu? Buku sudah tersampul dengan rapi, baju disetrika  seakan tak ingin terlihat kusut, badan ini dihangatkan dengan bara semangat. Begitu indahnya jika masa-masa itu kita jalankan setiap harinya.
Dan pada dasarnya semua orang itu mampu sukses, yakinlah akan diri kalian sendiri! Jangan merasa rendah diri, tanamkan optimisme dalam setiap waktu. Hidup ini hanya perkara bagaimana cara pandang, tentang bagaimana renspon kita akan jalan hidup itu.



Bejo Kahono

Jumat, 23 Mei 2014

Totalitas tanpa batas

Setiap diri pada manusia memiliki potensi yang sangat luar biasa dalam meraih kesuksesannya, jauh lebih baik dari apa yang telah diperolehnya kini. Pastilah benar jika setiap diri kita ingin menjadi lebih baik, tanpa peduli dari mana kita, bekerjakah atau hanya seorang penggangguran, manusia yang terdidik dan tercerdaskan atau manusia yang tumbuh dan dibesarkan di jalanan. Selama diri kita memiliki keinginan untuk menjadi lebih baik dan mau berusaha mewujudkannya, maka orang itu sudah memiliki sebuah persyaratan yang layak untuk menjadikannya sukses.



Langkah pertama yang wajib kita lakukan adalah dengan keluar dari zona nyaman. Sukses itu memerlukan proses dan di dalamnya terdapat banyak sekali ranjau-ranjau yang menghadang, bebatuan yang menghambat. Untuk itu berubahlah! Jadilah manusia yang mau bersusah payah untuk menjemput kemudahan, menjadi pribadi yang mampu meredam amarah, menjadi sosok yang tanpa mengeluh di saat lelah menyambut.
Perjalanan menuju sukses itu penuh dengan ketidakenakan, kepahitan, dan ketidaknyamanan. Itulah proses untuk menuju sukses. Perjalanan yang tidaklah instant! Untuk menjadi orang sukses kita tidak perlu menjadi seperti Thomas alfa Edison, chairul tanjung, ataupun ipho santoso. Pelajari saja segala potensi yang ada dalam diri kita, itu sudah lebih dari cukup, karena di situlah letak berbagai rahasia kesuksesan kita yang masih tersembunyi. Ketahuilah apa itu passionmu!

Jangan lupa tawakal dan senantiasa berdoa, karena bagaimanapun Yang Maha Esa juga sangat berperan dalam melakoni peran kehidupan kita ini. Lantas selanjutnya,  berkacamata kudalah menyikapinya. Di luaran sana akan banyak orang yang nantinya menertawakan focus kita, menghina serta merendahkan apapun keinginan yang ingin menjadi capaian kita. Tawa sinis, hinaan itu merupakan “virus of mind”, saran saya adalah lakukan dan buktikan bahwa memang kita mampu membuatnya menjadi kenyataan.
Bejo Kahono 

Sabtu, 17 Mei 2014

Beri kaki pada mimpimu

Sahabat pasti masih ingatkan dulu ketika masih Taman Kanak-Kanak? Guru sering menanyakan apa mimpi kita? Dan yang terpikir dalam otak kita saat itu kebanyakan adalah menjadi dokter gigi, guru, pilot, masinis, serta profesi-profesi yang sering kita lihat. Mimpi kita saat itu adalah gambaran apa yang sering terlihat dalam kehidupan sekitar, saat itu. Mimpi itu pula ternyata membuat kita mengoleksi mainan sesuai dengan yang kita cita-citakan. Misalkan saja ingin jadi dokter, kita setiap hari kalau siang suka sekali memainkan profesi itu ditemani tetangga sekitar dan mengunakan alat peraga berupa boneka dan lain sebagainya. Ingin menjadi tentara atau polisi, kita sering bermain polisi-polisian yang nanti menangkap penjahat, disaku celana pun tidak lupa mengantongi senapan mainan. Saya dulu juga seperti itu, bahkan tak jarang bermain di tanah lapang, pulang-pulang baju kotor, badan banyak lumpur sana sini.

Lantas setelah Sekolah Dasar, apa mimpi kita kembali dipertanyakan? Sebagai pelengkap buku tahunan. Ada sebagian yang tetap pada mimpi mereka, namun tak jarang pula ada yang mengubah mimpinya. Keinginan untuk mewujudkannya pun tiap orangnya berbeda-beda. Begitu ketika SMP, SMA? Keinginan untuk meneruskan mimpinya menjadi banyak sekali pertimbangan, disaat inilah kita mengenal apa itu kegagalan? Dari ketakutan itu ada yang menjadikannya sebagai pemantik untuk berjuang lebih keras terhadap mimpinya, ada yang ragu melangkah dengan mempertimbangkan banyak hal, ada pula yang memikirkan langkah terbaik agar tidak gagal namun tidak ada aksi hingga akhirnya hanya memikirkan ketakutan tersebut.

Di bangku kuliah itu pun kita dihadapkan kembali untuk bermimpi! Tentang mimpi, saya teringat bagaimana sikap aray dan ikal dalam buku sang pemimpi yang dengan semangat menjalani kesehariannya dan tetap menjaga mimpinya tersebut, hingga pada akhirnya mereka sampai pada apa yang ingin dicita-citakan. Nah, inilah sikap yang seharusnya ada pada diri kita, termasuk pada diri saya juga. Sikap untuk mau memberikan kaki pada mimpi-mimpi kita agar mau berjalan ke depan.

Bukankah ketakutan-ketakutan itu sebenarnya hanya kita yang membuatnya? Lupakanlah ketakutan dan beri penuh keberanian dengan mimpi kita masing-masing.
Dalam QS 13:11 saja Allah berpesan pada kita,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”,
Lebih antusias dan tetap fokuslah dengan mimpi itu! Jangan lupa, ketika kita memang banyak meminta pada-Nya kita juga harus tetap jaga apa yang diperintahkan-Nya. Jangan cuman banyak minta tanpa ada gerakan.

Tak lupa juga, fokuslah terhadap capaian apa yang ingin kita capai. Analoginya seperti kaca pembesar, yang bisa menjadikan sinar matahari yang hangat menjadi sangat panas dan mampu membakar benda yang disinarinya.

Penulis : Bejo Kahono
 

Rabu, 07 Mei 2014

climber's life, where u are?



Setiap hari dalam hidup kita bermacam-macam menu dan jenis makanan masuk dalam perut kita sebagai penganti lapar. Ada banyak rasa, ada manis, asam, pedas, pahit, tawar, dan lain sebagainya. Jika kita terlalu banyak makan yang terlalu pedas perut kita mual. Demikian halnya ketika terlalu banyaknya makanan manis yang masuk dalam perut, mungkin kita akan terkena kencing manis. Apalagi makanan yang mengandung kolestrol tinggi, mungkin juga kita akan terkena penyakit kardiovaskular. 

Sama halnya dengan kehidupan kita ini, penuh dengan berbagai macam menu makanan untuk kita santap seharinya. Ada yang baik untuk keberhasilan dan ada pula yang merusak. Jika kita ingin menikmati keberhasilan, maka kita mesti memasak dengan mengikuti resep keberhasilan. Bila selalu memasak dengan menggunakan resep kemerosotan dan kegagalan, maka itulah hidup kita. Gagal dan berhasil, adalah sebuah paketan! Dan jika ingin mencari keberhasilan dalam hidup, lupakanlah alasan. Namun jika alasan yang kamu ingin capai, lupakanlah keberhasilan.

Membicarakan tentang kegagalan dan keberhasilan mungkin hobi saya mampu mendefinisikan keberadaan kita sebenarnya ada dimana? Ya, hampir satu semester sekali saya meluangkan waktu untuk mendaki gunung. Gunung memang sangat gagah dan menawan dari kejauhan, namun menawannya gunung tersebut adalah ketika kita mendakinya? Karena apa? jika kita lihat dari kejauhan dapat dipastikan kita tidak akan melihat jika di gunung tersebut ada danau, bahkan mungkin air terjun. 

Ada 3 tipe pendaki yang dapat dikorelasikan terhadap cara pendang kita terkait keberhasilan.
Pertama, Tipe quitters atau tipe menyerah adalah tipe seseorang yang kalah sebelum berjuang. Orang seperti ini cenderung pesimis dalam memandang diri dan kehidupannya, ia tidak berani menghadapi kenyataan dan tidak mau mencoba untuk melakukan perubahan. Manusia ini lebih senang beralasan untuk hidupnya daripada meyakini mimpinya akan masa depan. Setiap harinya dilalui dengan penuh rasa minder dan tak mau mengasah potensi pada dirinya.

Kedua, Tipe campers adalah tipe berkemah atau tipe orang yang sudah merasa puas dengan apa yang di raih. Biasanya orang - orang seperti ini akan berhenti berjuang ketika ia sudah merasa nyaman dengan kondisinya. Orang seperti ini tidak akan bisa maju besar, yang ada dia hanya statis dalam menjalani hidup. Karakter berikut bisa kita lihat ketika sebenarnya puncak yang ingin kita capai kurang sebentar lagi, tetapi ia lebih memilih untuk berhenti di tempat tersebut tanpa ada keinginan untuk melanjutkannya sampai puncak. Ia beranggapan di tempat tersebut sudah mampu melihat keindahan matahari pagi.

Yang terakhir, dan saya harap diri kita semua ada pada tipe ini. Inilah tipe pendaki sejati yang tidak akan pernah pantang menyerah untuk mencapai puncak kesuksesan. Orang seperti ini tidak akan pernah terlena dengan keadaan nyaman yang di raihnya, karena ia sadar bahwa hidup adalah persaingan. Orang - orang seperti ini berani keluar dari zona nyaman yang di rasakannya saat ini, karena masih banyak perjuangan yang harus di raih.

Dalam perjalanan hidup kita, realita akan memberikan gambaran nyata ada dimana diri kita sebenarnya? Perlu digarisbawahi bahwa mimpi kita yang akan datang itu adalah bagian dari apa yang kita lakukan hari ini. Jika teman-teman berkeinginan menjadi dosen perguruan tinggi ternama? Ya belajar lebih giatlah dari yang lain! Luangkan lebih banyak waktu untuk mengulas kembali materi yang sudah disampaikan dosen di rumah atau kost kalian. Atau bermimpi menjadi karyawan perusahaan besar dengan gaji besar, ya benahilah cara pandang kalian terkait apa yang telah dilakukan? Tanamkan sifat disiplin yang tinggi dan gigih! Karena kedisiplinan akan mengantarkan kita pada hal baik di perusahaan tersebut. Atau ada sebagian kalian yang ingin menjadi pengusaha muda? Mengisi seminar wirausaha dimana-mana? Tetap lakukanlah yang terbaik hari ini! Dan jika gagal, tetap bangkit dan bangunlah! Karena kegagalan dalam berbisnis adalah pembelajaran yang sangat baik. Selalu tanamkan sikap positif dalam hidup ini. Ingat! untuk dapat menjadi pendaki sejati di kehidupan kalian maka seseroang harus mampu mendaki dan siap bertahan dalam menghadapi kesulitan yang muncul. Apapun kendala yang menghadang kita di depan? Yakinlah bahwa kendala tersebut mampu kalian lewati, dan kelak kalian akan mengibarkan bendera keberhasilan di puncak yang kalian impi-impikan sekarang!



Sukses itu kewajiban!  Dan pada dasarnya semua manusia itu mampu meraih kesuksesan, hanya saja kalian mau bergerak lebih keras atau tidak?
Bejo Kahono

Senin, 28 April 2014

Bergeraklah!



Sering sekali dalam hidup ini kita berucap, entah dalam hati atau lisan?
Coba deh kalau gue gak ngurusin ini itu, pasti kuliah nilainya bagus?
Coba aja gue anak orang kaya, yang bisa ke sana kemari? Setiap kuliah pasti tak jalani dengan semangat!
Coba deh kalau jabatan kerja gue tinggi, ngantor ga cuman naik motor! Mana panas kepanasan, hujan kehujanan.


Dan masih banyak lagi penyesalan-penyesalan yang seakan-akan menyudutkan kita untuk tidak mau bergerak dan pasrah akan nasib. Menjalani setiap hidupnya tanpa gairah, menganggap diri ini seperti robot yang tak bernaluri. Menyalahkan keadaan adalah kutukan pola pikir yang secara sengaja atau tidak kita bangun sendiri. Coba saja kita belajar pada mereka yang memulainya dari nol? Apa yang telah mereka kerjakan dulu? Pastilah yang tidak kalah penting, mereka bersahabat dengan keadaannya saat itu. Persahabatan dengan keadaan itu dibumbui pula dengan mimpi. Memang mimpi terkadang menjadi bualan buat mereka yang tak punya keberanian, guyonan buat mereka yang tidak mau beraksi. Namun mimpi menjadi penyemangat bagi sebagian yang lain agar senantiasa bergairah dalam ngejalanin hidupnya. Ingatkah kalian? Semasa pertama kali masuk sekolah dulu? Badan itu sangat bergairah untuk memulai hari, segala bekal dipersiapkan matang-matang, mimpi yang digantungkan dalam benak selalu dibayangkan dan mencoba mengejarnya dengan penuh kepastian.

Sangat dibenarkan memang, mengatakan itu lebih mudah ketimbang menjalankan. Saya juga terkadang merasakan penat ketika mencoba untuk fokus akan hal tersebut. Tetapi saya coba membangunkan kepenatan itu agar lantas pergi dari dalam diri dengan mengingat masa dimana saya pertama masuk sekolah dulu.

Ohh ya sob, kita coba balik pada pembahasan terkait pasrah akan suatu hal? Mungkin ada sebagian kita yang sudah lulus kuliah lantas menanti pengumuman penerimaan kerja? Disadari atau tidak, penantian kita untuk dipanggil wawancara kerja saja membutuhkan waktu mungkin bisa jadi satu bulan, dua bulan, atau satu semester? Jika kita hanya pasrah pada sebuah penantian? Itu artinya 6 bulan kita isi dengan hal yang tidak produktif. Namun jika 6 bulan penantian itu kita isi dengan berwirausaha misalnya, kan lumayan tuh! Setidaknya kita sudah belajar satu hal yang jauh lebih penting dari penantian. Atau kita buka kursus pelatihan? Jauh lebih produktif sob.

Bersahabatlah dengan keadaan, semua manusia pada hakekatnya mampu meraih kesuksesan, yang terpenting bagaimana sikap kita untuk mengejarnya? Jika satu, dua, tiga kali gagal? Yakinlah pada diri, pada pengejaran yang ke empat kita sukses! Bergerak dan teruslah bergerak, jalani hidup dengan penuh optimis. Dalam diri kita ada dua sisi yang hidup dan saling mencari kekuasaan. Sisi gelap dan sisi terang, keduanya beradu mencari tempat. Untuk itu, manakah yang ingin anda bangunkan kekuasaan terluas? Sisi gelap yang penuh ketakutan kah? Atau sisi terang yang dipenuhi keberanian? Saya harap sisi terang yang anda perjuangkan.


Man Taana naala ma tatamanna
Siapa yang mempunyai cita-cita, ia akan mendapatkannya.



Penulis :
Bejo Kahono