Senin, 14 April 2014

Semangat 3265

Hari sabtu, 12 April 2014 perjalanan panjang akan kami mulai! Membelah jogja-jateng menggunakan kendaraan bermotor. Belajar banyak akan semangat optimisme akan sebuah target! Petualangan, ketidakmapanan yang dipertanggungjawabkan. Sebelum berangkat cuaca memang cerah saat itu. Kami berkumpul di satu titik, di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga dan jumlah peserta pendakian ada 23 orang yang terdiri dari 7 cewek dan 16 cowok dari berbagai universitas jogja. Tepat pukul 14.30 WIB, kami meluncur meninggalkan jogja.
Tak jauh meninggalkan jogja, hujan menguyur perjalanan kami. Dan sepanjang perjalanan suguhan tat kota menjadi hidangan yang sangat sedap dipandang mata. Bermotor dengan jarak cukup jauh dan banyak orang memang tidaklah mudah mengatur perjalanannya. Berbagai kendala kecil bermunculan, tetapi itu semua bukan halangan dan solusi selalu saja muncul lebih cepat daripada keluhan. Kami juga tak meninggalkan kewajiban kita sebagai umat muslim untuk menunaikan shalat. Di Pom bensin daerah karanganyar kami berhenti untuk menunaikan kewajiban dan bertepatan pula dengan motor salah satu peserta yang bocor, dan harus ganti ban karena sobek yang cukup lebar.

Lepas shalat kami lanjutkan perjalanan, menantang hujan yang tidak juga reda. Rintik-rintik yang turun mengenai badan bak ribuan peluru senapan yang ingin menembus kulit, tetapi nikmat juga? semacam pijat relaksasi gratis dari pencinta alam raya ini. Karena saya jalan di paling belakang dan bertugas sebagai penyisir jalan memastikan semua personil lengkap. Setelah masuk gerbang tawangmanggu, satu motor tertinggal di belakang. Saya putuskan untuk berhenti sejenak, karena hujan dan jalanan yang gelap di warung soto saya berhenti. Ditemani salah satu peserta pendakian, sembari makan kami berbincang-bincang. Ada hal yang mengelitik di warung soto ini? Mungkin harga yang ditawarkan tidak masuk akal? harga soto itu seharga es susu cokelat! Satu porsinya hanya Rp 2.000,- angka yang sangat murah untuk harga di daerah ketinggian seperti ini.


Sangat saya sarankan untuk mencoba soto ini, harga memang murah! Tapi jangan salah, rasanya juga tidak kalah! Nama warungnya adalah soto sewu, mungkin kata sewu diambil dari kata cemoro sewu? Pos yang akan kami tuju. Tetapi entahlah, itu hanya persepsi saya.

Pukul 20.15 WIB kami sudah sampai semua di pos cemoro sewu, dingin yang hebat membuat kami sedikit kedinginan. Kami coba memecah kedinginan dengan obrolan santai, minum-minum, dan makan. Wajah penuh semangat tepancar dari para peserta pendakian, serasa tak sabar ingin lekas sampai puncak.





Kami ditemani 3 pemandu, teman terbaik saya! Manusia rangking dua setelah keluarga saya.

Ada Bang fajar, makhluk gimbal dengan sejuta pengalamannya. Manusia yang mungkin memang terlahir untuk alam. Yanuar, manusia penuh senyum dan berjiwa besar. Dan perempuan berkaos putih yang tidak ingin disebut namanya.

Setelah suhu badan stabil, kami memulai perjalanan. Jejak pertama, kami langkahkan pukul 22.30 WIB. 20 orang peserta ditemani tiga pemandu siap mengurai cerita baru pendakian. Swbelum memulai perjalanan hal yang tak lupa kami lakukan, meminta doa pada yang Mahakuasa atas segalanya agar diberikan kemudahan dalam tiap langkah.


Memang banyak sekali cerita mendaki dengan teman-teman baru. Keluhan banyak sekali terjadi diawal perjalanan. Dan ada pula yang sempat kram di kaki. Pesan saya untuk sahabat petualang, jangan lupa perbanyak olahraga sebelum melakukan pendakian. Olahraga mendaki itu tak semudah kita main di wahana pasar malam. Untuk itu fisik haruslah disiapkan dengan sebaik-baiknya fisik.

Pola perjalanan kami terbagi menjadi beberapa team, mereka yang cepat ada di depan disusul teman-teman yang sedikit lambat.



 Kami sampai pos dua jam 03.15 WIB, melihat fisik teman-teman ada yang sebagian memang tidak lagi mampu untuk berjalan dan angin yang juga semakin kencang. Kami ambil keputusan mendirikan tenda di pos dua dan kembali melanjutkan pendakian besok pagi jam 08.00 WIB. Tidur lelap digelapnya malam ditengah hutan tak bertuan, salah satu meditasi pendekatan diri dan pemompa nyali.

Hari minggu, tepat Pukul 08.00 WIB sesuai apa yang kami rencanakan. Setelah selesai makan dan bersih diri, perjalanan kami lanjtkan kembali. Di pos dua tenda dan carrier kami tinggal, pemandu berkaos putih yang saya ceritakan tadilah yang menjaganya. Saya bertugas jadi penyisir kembali. Dan menunggu mereka setelah sudah berjalan lebih dari 20 menit.

Jam 08.30 WIB saya baru memulai perjalanan. Dan memang benar, belum berapa lama saya berjalanan ada 4 oang di baris belakang. Inilah tugas saya, menemani mereka dan memastikan bahwa memang semua tak terjadi apa-apa selama perjalanan.





Mendaki adalah perjalanan mengenal batas kemampuan diri. Dan juga mempraktekkan apa yang banyak orang bilang, Bahwa "motivator tebaik di dunia ini adalah engkau dan Tuhanmu". Kita sendirilah yang bertugas menyugesti diri agar tetap menjaga semangatnya tidak redup. Menghilangkan perasaan lelah, meski sekujur otot rasanya ingin keluar karena beban yang di bawa berat. Inilah perjalanan yang tak banyak mampu dilakukan yang lain. Maka bersyukurlah kalian yang mampu melakukannya. Dan jangan lupa, ajarkan pada yang lain. Indonesia itu sangat indah, apalagi ketika kita lihat dari atas puncak keabadian.

Lama perjalanan, berat beban yang dibawa itu semua nampak ringan ketika puncak telah kami tapaki. Ya, pukul 11.40 WIB kami telah mengibarkan merah putih di Puncak lawu. Bendera negeri yang telah melahirkan kami, bendera negeri yang telah mendidik kami, dan bendera negeri yang menjadi penghidupan keluarga kami.



Sujud syukur atas keberhasilan ini, kebanggaan saya kepada teman-teman baru. Teman-teman hebat yang berjiwa petualang.


Indonesia ini penuh pesona sahabat,
Cintailah negeri kita seperti kita mencintai kedua orang tua kita,
Berikan yang terbaik yang kalian bisa untuk indonesia,
Kibarkanlah merah putih di dasar hatimu dan simpan rapat-rapat,
Jangan biarkan orang lain mengantinya dengan bendera lain,
Kibarkan, bentangkan seluas-luasnya agar merah putih mengepak tertiup angin,
Ciumlah bau nasionalisme negeri ini,
Hiruplah bau merah putih yang menempel ditiap pemimpi putera puteri negeri,
Dimanapun kalian,
Teriakanlah " Saya bangga punya Indonesia! "




1 komentar:

  1. Tetep semangat pagi ..
    Bila kelak kaki atau roda seribu
    menyempatkan anda mengunjungi kota pelajar,
    sempatkan silaturahim ke kantor kami

    Jl. Imogiri Timur Km. 5 Yogyakarta
    Untuk bertukar pengalaman merintis
    dan mengembangkan langkah usaha,
    khususnya bidang percetakan ..

    klik
    www.transmediajogja.blogspot.com
    # salam sukses berjamaah .. :)

    BalasHapus