Jumat, 04 April 2014

Hari itu, di puncak keabadian

Matahari sore menyelimuti sindoro waktu itu, ribuan awan yang mengulung di angkasa luas nampak memanggil kami untuk lekas menjejaki puncak. Memang, sedikit mendung saat itu! Namun ambisi, tekad, dan kobaran semangat tak mampu lagi kami bendung! Kaki ini, kaki yang sempurna yang telah Tuhan berikan pada kami! Mata ini, dua mata yang berbinar bak kilauan pedang zorro tak pernah lelah menatap jauh ke atas. Menatap apa yang kami sebut puncak keabadian! Punggung, yah punggung yang tak akan pernah letih memeluk carrier. Carrier yang menjadi penghidupan kami di belantara hutan nan hijau.

Tepat pukul 18.00 WIB, Lepas sholat maghrib kami memulai langkah pertama untuk mengapai puncak tersebut. Meski banyak yang beranggapan mahasiswa pecinta alam itu nampak tak punya visi yang jelas dalam hidup, kesehariannya tak beraturan. Sahabatku, tidak semua anggapan miring itu benar! Janganlah kau lihat kami dari 20% yang nampak pada luaran kami. Di dalam hati kami, 80% yang tak kami tampakan tersebut menyimpan jutaan bahkan bermilyar sel-sel yang memberi kharisma. Sel-sel kebaikan, urat syaraf rela berkorban, dan karbohidrat yang selalu dibakar untuk mengapai tujuan banyak orang. Bahkan kami, meski berbaju usang dan terkadang kumuh! Kami tak pernah sekalipun melukai hutan tempat bersemayannya makhluk ciptaan Tuhan. Ya kalau pun itu pernah, mungkin saat itu kami khilaf!hhe,

Yapp.. Perjalanan langkah demi langkah kami jalani dengan penuh semangat. Rasa saling memotivasi selalu kami tularkan sepanjang perjalanan. Tak jarang pula, banyolan-banyolan ringan terucap memecah sepinya gelap.  Banyak hal yang tak kami bayangkan terjadi di sepanjang perjalanan. Dimana semakin tumbuhnya rasa berbagi, bahkan kalau kalian mau tahu? di sepanjang jalan itu pula, kamu akan menemukan sisi lain kawan kalian?

Dimana seberat apa takaran semangat dalam dirinya! Kalau kawan kau mudah ngeluh, lihat saja! Setiap langkah hanya kalimat-kalimat pesimistis yang timbul. Maka dari itu, puncak keabadian juga akan membukakan kartu sisi lain kawan kamu! Percaya saja deh.hhe

Wajah cerah nan gembira mewarnai wajah-wajah kami yang seharian tidak mandi! Puncak sindoro telah kami jejaki. Mandi keringat yang tak sia-sia sahabat! Perjuangan menahan kantuk, mengurangi porsi makan. Dan bagi kaum mobile, mereka juga mengurangi porsi keseharian dari WA, BBM, twitter, Path, dan mungkin facebook.hhe



Sahabat, mari bergabunglah denganku! Kita belajar bersama mendekati alam raya ini, alam indonesia tempat kita dilahirkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar