Sabtu, 17 Mei 2014

Beri kaki pada mimpimu

Sahabat pasti masih ingatkan dulu ketika masih Taman Kanak-Kanak? Guru sering menanyakan apa mimpi kita? Dan yang terpikir dalam otak kita saat itu kebanyakan adalah menjadi dokter gigi, guru, pilot, masinis, serta profesi-profesi yang sering kita lihat. Mimpi kita saat itu adalah gambaran apa yang sering terlihat dalam kehidupan sekitar, saat itu. Mimpi itu pula ternyata membuat kita mengoleksi mainan sesuai dengan yang kita cita-citakan. Misalkan saja ingin jadi dokter, kita setiap hari kalau siang suka sekali memainkan profesi itu ditemani tetangga sekitar dan mengunakan alat peraga berupa boneka dan lain sebagainya. Ingin menjadi tentara atau polisi, kita sering bermain polisi-polisian yang nanti menangkap penjahat, disaku celana pun tidak lupa mengantongi senapan mainan. Saya dulu juga seperti itu, bahkan tak jarang bermain di tanah lapang, pulang-pulang baju kotor, badan banyak lumpur sana sini.

Lantas setelah Sekolah Dasar, apa mimpi kita kembali dipertanyakan? Sebagai pelengkap buku tahunan. Ada sebagian yang tetap pada mimpi mereka, namun tak jarang pula ada yang mengubah mimpinya. Keinginan untuk mewujudkannya pun tiap orangnya berbeda-beda. Begitu ketika SMP, SMA? Keinginan untuk meneruskan mimpinya menjadi banyak sekali pertimbangan, disaat inilah kita mengenal apa itu kegagalan? Dari ketakutan itu ada yang menjadikannya sebagai pemantik untuk berjuang lebih keras terhadap mimpinya, ada yang ragu melangkah dengan mempertimbangkan banyak hal, ada pula yang memikirkan langkah terbaik agar tidak gagal namun tidak ada aksi hingga akhirnya hanya memikirkan ketakutan tersebut.

Di bangku kuliah itu pun kita dihadapkan kembali untuk bermimpi! Tentang mimpi, saya teringat bagaimana sikap aray dan ikal dalam buku sang pemimpi yang dengan semangat menjalani kesehariannya dan tetap menjaga mimpinya tersebut, hingga pada akhirnya mereka sampai pada apa yang ingin dicita-citakan. Nah, inilah sikap yang seharusnya ada pada diri kita, termasuk pada diri saya juga. Sikap untuk mau memberikan kaki pada mimpi-mimpi kita agar mau berjalan ke depan.

Bukankah ketakutan-ketakutan itu sebenarnya hanya kita yang membuatnya? Lupakanlah ketakutan dan beri penuh keberanian dengan mimpi kita masing-masing.
Dalam QS 13:11 saja Allah berpesan pada kita,
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka ”,
Lebih antusias dan tetap fokuslah dengan mimpi itu! Jangan lupa, ketika kita memang banyak meminta pada-Nya kita juga harus tetap jaga apa yang diperintahkan-Nya. Jangan cuman banyak minta tanpa ada gerakan.

Tak lupa juga, fokuslah terhadap capaian apa yang ingin kita capai. Analoginya seperti kaca pembesar, yang bisa menjadikan sinar matahari yang hangat menjadi sangat panas dan mampu membakar benda yang disinarinya.

Penulis : Bejo Kahono
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar